A.
FRASE
Sintaksis akan menganalisis
konstruksi yang unsur-unsurnya berupa bentuk bebas. Konstruksi yang demikian
disebut konstruksi sintaksis. Suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata atau
lebih disebut frase (Bloch dan Trager, 1944: 71).
A.1 Tipe Hubungan Unsur Langsung Frase
Menurut Nida (1994:94) “Functional
relationships between immediate constituents are defined here as denoting (1) the
relationships of the parts of whole, and (2) the relationships between the
parts. The first type of relationship may defined as endocentric and the second
as subordinate, or coordinate, or nonsubordinate and noncoordinate.
1)
Frase Endosentrik
Jika
suatu frase mempunyai fungsi yang sama dengan salah satu unsurnya disebut frase
endosentrik (Bloch and Trager, 1994: 76).
Contoh:
kaki fai ‘laki
perempuan’
ha’i ta lima ‘kaki
atau tangan’
kopi ba’i ‘kopi pahit’
ika gara ‘ikan asin’
Berdasarkan
perilaku hubungan antar unsurnya, frase endosentrik ini dapat dibedakan atas
frase endosentrik atributif dan koordinatif (Hockett, 1959:185; Nida 1994:94).
1.1 Frase Endosentrik Atributif
Jika salah satu unsur frase
endosentrik merupakan inti dan yang lain sebagai atributnya, tipe frase ini
disebut frase endosentrik atributif. Unsur frase endossentrik yang mempunyai
perilaku yang sama dengan keseluruhan frase tersebut adalah inti dan
lainnyamerupakan atribut (Hockett, 1959: 184).
Frase ika gara ‘ikan asin’ adalah frase endosentrik
atrbutif karena ika ‘ikan’ mempunyai perilaku yang sama dengan ika
gara ‘ikan asin’sehingga dapat
dibuat paradigma sebagai berikut:
aku pesa ika gara ‘aku makan ikan asin’
aku pesa ika ‘aku makan ikan’
Contoh lain:
doi besi ‘uang logam’
lawo Lio ‘sarung Lio’
mbana jolo ‘pergi merantau’
1.2 Frase Endosentrik Koordinatif
Setiap unsur frase
endosentrik yang merupakan inti atau mempunyai fungsi yang sama dengan
keseluruhan konstruksinya disebut frase frase endosentrik koordinatif.
Contoh:
ana mamo ‘anak cucu’
uma sawa ‘sawah (ladang)’
rada no wunu ‘dahan dan ranting’
kopi ta te ‘kopi atau teh’
lembu ta kamba ‘kerbau atau
domba’
2.
Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik adalah
frase yang mempunyai funsi tidak sama dengan salah satu unsurnya (Bloch and
Triger, 1994: 76).
Hockett (1955: 951) membedakan
konstruksi eksosentrik menjadi tiga golongan, yaitu:
·
Konstruksi Direktif: salah satu unsurnya konektor (berupa kata bantu
kata kerja) dan yang lain sebagai atribut predikat.
·
Konstruksi Predikatif: salah satu unsurnya menjadi subyek dan yang lain
sebagai predikat.
·
Konstruksi Konektif: terdiri atas konstruksi penghubung dan
atribut,dalam bahasa Lio tidak ditemukan.
Berdasarkan jenis dan
sifat hubungan antar unsur-unsurnya, frase eksosentrik direktif dapat dibedakan
menjadi tiga golongan,yaitu:
a)
Frase depan; yaitu frase direktif yang direktornya berupa kata depan
aksis berupa kata/nominal.
Contoh:
leka nia ‘pada
dahi’
da ghea uma ‘ke ladang’
pati bibi ‘untuk
bibi’
no’o aji ghe ‘dengan
adiknya’
b)
Frase Berpenghubung; yaitu frase direktif dengan direktor kata
penghubung dan aksisnya kata/frase nominal.
Contoh:
sala’e kai eru ‘sebelum dia tidur’
nebu aku ka ‘ketika aku makan’
c)
Frase Objektif
Frase objektif yaitu frase direktif dengan direktor
kata kerja dan aksisnya berupa kata kata/nominal.
Contoh:
rura ndu’a ‘menebang pohon’
gae
kura ‘mencari udang’
minu kopi ‘minum kopi’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar