Jumat, 27 Februari 2015

SINTAKSIS DALAM BAHASA LIO

A.      FRASE
            Sintaksis akan menganalisis konstruksi yang unsur-unsurnya berupa bentuk bebas. Konstruksi yang demikian disebut konstruksi sintaksis. Suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata atau lebih disebut frase (Bloch dan Trager, 1944: 71).

A.1 Tipe Hubungan Unsur Langsung Frase
             Menurut Nida (1994:94) “Functional relationships between immediate constituents are    defined here as denoting (1) the relationships of the parts of whole, and (2) the relationships between the parts. The first type of relationship may defined as endocentric and the second as subordinate, or coordinate, or nonsubordinate and noncoordinate.

1)      Frase Endosentrik
Jika suatu frase mempunyai fungsi yang sama dengan salah satu unsurnya disebut frase endosentrik (Bloch and Trager, 1994: 76).
Contoh:
            kaki fai             ‘laki perempuan’
            ha’i ta lima      ‘kaki atau tangan’
            kopi ba’i          ‘kopi pahit’
            ika gara           ‘ikan asin’

Berdasarkan perilaku hubungan antar unsurnya, frase endosentrik ini dapat dibedakan atas frase endosentrik atributif dan koordinatif (Hockett, 1959:185; Nida 1994:94).

1.1  Frase Endosentrik Atributif
Jika salah satu unsur frase endosentrik merupakan inti dan yang lain sebagai atributnya, tipe frase ini disebut frase endosentrik atributif. Unsur frase endossentrik yang mempunyai perilaku yang sama dengan keseluruhan frase tersebut adalah inti dan lainnyamerupakan atribut (Hockett, 1959: 184).
Frase ika gara   ‘ikan asin’ adalah frase endosentrik atrbutif karena ika ‘ikan’ mempunyai perilaku yang sama dengan ika gara  ‘ikan asin’sehingga dapat dibuat paradigma sebagai berikut:
              aku pesa ika gara          ‘aku makan ikan asin’
              aku pesa ika                   ‘aku makan ikan’

Contoh lain:
                      doi besi          ‘uang logam’
                      lawo Lio         ‘sarung Lio’
                      mbana jolo     ‘pergi merantau’

1.2  Frase Endosentrik Koordinatif
Setiap unsur frase endosentrik yang merupakan inti atau mempunyai fungsi yang sama dengan keseluruhan konstruksinya disebut frase frase endosentrik koordinatif.
Contoh:
              ana mamo           ‘anak cucu’
              uma sawa            ‘sawah (ladang)’
              rada no wunu     ‘dahan dan ranting’
              kopi ta te              ‘kopi atau teh’
              lembu ta kamba  ‘kerbau atau domba’

2.      Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik adalah frase yang mempunyai funsi tidak sama dengan salah satu unsurnya (Bloch and Triger, 1994: 76).
Hockett (1955: 951) membedakan konstruksi eksosentrik menjadi tiga golongan, yaitu:
·         Konstruksi Direktif: salah satu unsurnya konektor (berupa kata bantu kata kerja) dan yang lain sebagai atribut predikat.
·         Konstruksi Predikatif: salah satu unsurnya menjadi subyek dan yang lain sebagai predikat.
·         Konstruksi Konektif: terdiri atas konstruksi penghubung dan atribut,dalam bahasa Lio tidak ditemukan.

Berdasarkan jenis dan sifat hubungan antar unsur-unsurnya, frase eksosentrik direktif dapat dibedakan menjadi tiga golongan,yaitu:
a)      Frase depan; yaitu frase direktif yang direktornya berupa kata depan aksis berupa kata/nominal.
Contoh:
                  leka nia            ‘pada dahi’
                  da ghea uma    ‘ke ladang’
                  pati bibi           ‘untuk bibi’
                  no’o aji ghe     ‘dengan adiknya’
b)      Frase Berpenghubung; yaitu frase direktif dengan direktor kata penghubung dan aksisnya kata/frase nominal.
Contoh:
                  sala’e kai eru     ‘sebelum dia tidur’
                  nebu aku ka        ‘ketika aku makan’
c)      Frase  Objektif
Frase objektif yaitu frase direktif dengan direktor kata kerja dan aksisnya berupa kata kata/nominal.
Contoh:
                  rura ndu’a    ‘menebang pohon’
                  gae kura        ‘mencari udang’
                  minu kopi      ‘minum kopi’
                 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar