Jumat, 29 Mei 2015

Jenis-jenis Kalimat Dalam Bahasa Lio

Kalimat
Kalimat merupakan satuan gramatik yang bukan merupakan unsur dari konstruksi yang lain. Batasan kalimat menurut Bloch dan Tragger (1994:75) adalah sebagai berikut:
"In any give utterance, an expression which is not in construction with any other part of the utterance is a sentence." Sementara itu dalam pengertian yang sama namun beda pernyataan, Hockett (1959:199) mengemukakan "A sentence is grammatical form which is not in contruction with any other grammatical form: a constitute which is not constituent".

Jenis-jenis Kalimat Dalam Bahasa Lio
Setiap kalimat terdiri atas dua unsur. Unsur yang pertama berupa intonasi, dan yang kedua berupa klausa.Dengan kata lain kalimat terdiri atas lapisan segmental dan suprasegmental.
Berdasarkan intonasinya, kalimat dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.

1. Kalimat Berita
Kalimat berita ditandai oleh intonasi kalimat berita. Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat berita pada umumnya berfungsi memberitakan sesuatu kepada orang lain (Ramlan 1981:10).
Contoh:
Lawo ghe lawo Kelimara o ura keku   'Sarungnya sarung Kelimara yang sangat halus'
Kami nai no jara                                  'Kami berkendaraan kuda'

2. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang ditandai pola intonasi kalimat tanya. Kalimat tanya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat tanya utuh dan kalimat tanya bagian (Slamet Muljana, 1969:136,139).
a. Kalimat Tanya Utuh
Kalimat tanya utuh adalah kalimat tanya yang memerlukan jawaban oe 'ya' atau iwa 'tidak'. Kalimat tanya utuh ini sering ditandai oleh intonasi saja.
Contoh: 
kau geti uwi kayu?    'kau membeli ubi kayu?'
kau sena kai?            'kaumenyukainya'
b. Kalimat Tanya Bagian
Dalam bahasa Lio kata tanya ini menggantikan tempat bagian yang ditanyakan sehingga bisa terletak didepan, ditengah, ataupun di belakang.
Contoh: 
apa gharu?        'apa itu?'
gharu apa?        'itu apa?'
apa o kau ka?    'apa yang kau makan?'

3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang berdasarkan fungsi dalam kaitannya dengan situasi mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara/penerimanya. Ciri formal kalimat ini adalah kalimat yang berklausa kerja dan berpesona kedua, tetapi personanya tidak dinyatakan.
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan dengan situasi, kalimat perintah dibedakan menjadi:
(1) Kalimat Perintah Sebenarnya
Contoh: 
ka are ghea!        'makan nasi itu!'
jeso da gharu!     'geser ke situ!'
mbana kau!         'pergi kau!'

(2) Kalimat Permintaan
Contoh:
tolo, medi buku ghea!     'tolong, bawakan buku ini!'
maso si!                          'masuklah!'
mera si!                           'duduklah!'

(3) Kalimat Perintah Ajakan
Contoh: 
mai si kita du'i salo'o!      'mari kita istirahat sebentar!'
mai si maju!                     'ayo maju!'

(4) Kalimat Perintah Larangan
mai ngala meko!        'jangan bergerak!'
iwa ngala mbabho!    'dilarang berbicara!'

(5) Kalimat Perintah Peringatan
Contoh:
jaga-jaga jala o ngelu!    'hati-hati jalan licin!'

(6) Kalimat Perintah Sapaan
Contoh:
Ine!
Ema!

(7) Kalimat Makian
Contoh:
lako!          'anjing!'
kora aja!    'kurang ajar!'

(8) Kalimat Seruan
Contoh:
oi!            'aduh!'
astaga!    'astaga!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar