Selasa, 09 Juni 2015

Lebih Dekat Dengan Sang Proklamator (3): Jalan Cinta Sang Presiden



Soekarno dan Ratna Sari Dewi
Salah satu topik yang tak boleh terlewatkan saat membicarakan Soekarno adalah wanita. Soekarno dengan segudang kisah asmaranya patut disimak, karena ini menjadi satu dari kepingan puzzle pribadi Sang Pecinta.
Soekarno adalah sosok dengan wibawa, karisma, dan jiwa kepemimpinan yang besar. Daya tarik Soekarno begitu kuat, tak heran bila rakyat Indonesia mencintainya. Tak berhenti sampai di situ, wibawa dan karisma Soekarno juga membuatnya banyak digandrungi wanita. Soekarno dan wanita memang begitu dekat. Ia pengagum wanita sekaligus dikagumi wanita. Soekarno dengan tegas menyatakannya. "Aku memuji Tuhan karena telah menciptakan makhluk-makhluk yaang cantik seperti perempuan ini. Bukanlah suatu dosa atau tidak sopan kalau seseoramg mengagumi seorang perempuan yang cantik. Dan aku tidak malu berbuat begitu, karena dengan melakukan itu pada hakikatnya aku memuji Tuhan dan memuji apa yang telah diciptakan-Nya. Aku hanya seorang pecinta kecantikan yang luar biasa."
Soekarno menghias ruangan istananya dengan patung-patung dan lukisan cantik tanpa busana. menurutnya, menghadapi persoalan negara itu indah.Tapi, perempuan juga tidak kalah indah. Dia tidak perlu sembunyi-sembunyi soal keindahan perempuan. Soekarno tidak merasa kehilangan kebesarannya karena para perempuan di sekelilingnya.
Soekarno dan para pesohor dunia
(Marlyn Monroe, Elizabeth Taylor, dan Jackie F. Kennedy)
Des Alwi, sahabat dekat Soekarno yang selalu menemani sang presiden ke mana- mana, pernah bercerita bahwa dalam sebuah lawatan ke India, Soekarno tiba-tiba terpikat dengan seorang perempuan yang baru dikenalnya. Setelah rayuan gombal diobral, malam itu juga Soekarno berkencan dengan perempuan cantik tersebut. Malam itu Des Alwi harus menunggu di lobi hotel hingga jam empat pagi.
Soekarno melihat perempuan dari aspek humaniora dan keindahan. Di penjara, dibuang, dan hidup bertahun-tahun di tempat pengasingan di Pulau Buru adalah seni hidup. Berganti-ganti perempuan adalah seni bercinta. Perjalanan asmara Soekarno, ibarat kumbang di taman yang hinggap dari satu bunga ke bunga lain. Dalam sejarah kehidupan Sang Pecinta ini, tercatat ada sembilan orang wanita yang pernah hadir sebagai penghias hati dan hidupnya. Dalam otobiografinya yang ditulis Cindy Adams dan diterbitkan tahun 1965, Soekarno mengungkapkan kisah cintanya. Waktu itu yang Soekarno ungkap hanya Oentari. Inggit, Fatmawati, dan Hartini. Barulah pada buku kedua Cindy Adams yang berjudul My Friend, The Dictator yang terbit setahun kemudian, muncul lagi dua nama istri Soekarno yang lain, yaitu Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi (1962) dan Haryati (1963). Selain nama-nama yang disebut dalam kedua buku tersebut, masih ada nama-nama lain yang kemudian diungkap sebagai istri Soekarno,
yaitu Hartini Manoppo ( 1959), Yurike Sanger (1964), dan Heldy Djafar (1966).

Fatmawati
Kepiawaian Soekarno dalam mengambil hati wanita memang tidak diragukan lagi. Surat cinta, rayuan, dan sikap gentleman khas Soekarno menjadi hal yang masih dapat dikenang oleh para istri dan mantan istrinya. Karenanya, banyak gelar yang akhirnya orang sematkan untuk menyebut pribadi Soekarno menyangkut keahliannya yang satu ini: Arjuna, Casanova Cinta, Don Juan, dan A Great Lover. Bahkan pers barat pernah memberi sebutan, yang notabene berkonotasi kepada Soekarno, yaitu Soekarno Le Grand Seducteur, tidak bisa melihat rok wanita tanpa bernafsu.
Namun, dibalik kecintaan pada wanita, Soekarno tetaplah pribadi yang memiliki kecintaan besar pada ibu pertiwinya, Indonesia. Ratna Sari Dewi dalam buku Bung Karno Bapakku, Guruku, Pemimpinku: Kenangan 100 Tahun Bung Karno, menyatakan bahwa sesungguhnya Soekarno adalah seorang pahlawan sejati yang hanya mencintai negara dan bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar