Jenis Frase
1. Frase Nominal (FN)
Frase ini disebut frase nominal karena frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan kata nominal (Ramlan,1981: 128). Frase ini berupa frase endosentrik dan eksosentrik.
Berdasarkan jenis dan struktur unsur-unsurnya, frase nominal ini dapat dibedakan sebagai berikut:
a) N + N
Struktur frase ini mempunyai sifat hubungan endosentrik atributif dan koordinatif.
(1) N + N Endosentrik Atributif
Berdasarkan makna struturnya, frase ini dapat dikelompokkan menjadi 3:
*
posesif; yaitu atributnya sebagai pemilik terhadap intinya.
Contoh:
ana aku 'anakku'
nia kau 'keningmu'
*
limitatif; yaitu atributnya menunjukkan asal tentang intinya.
Contoh:
podo tana 'periuk tanah'
doi besi 'uang logam'
lawo Lio 'sarung Lio'
*
kegunaan; yaitu atributnya menyatakan kegunaan tentang intinya.
Contoh:
kae ola katu neka 'kain pembalut luka'
(2) N + N Endosentrik Koordinatif
* j
umlah
Contoh:
kaki fai 'laki bini'
ana mamo 'anak cucu'
*
pilihan
Contoh:
kopi ta te 'kopi atau teh'
lembu ta kamba 'domba atau kambing'
*a
positif
Contoh:
Ahmad jou Lesty 'Ahmad guru Lesty'
b) N + Sf
Frase ini mempunyai sifat hubungan endosentrik atributif. Berdasarkan makna strukturnya, frase ini dikelompokkan sebagai berikut:
(1)
kualitas; yaitu atributnya menyatakan kualitas intinya.
Contoh:
kae keku 'kain bagus'
salake baru 'celana baru'
(2)
atribut yang menyatakan rasa
Contoh:
te mi 'teh manis'
ikan gara 'ikan asin'
(3)
atribut yang menyatakan warna
Contoh:
lambu mbopo 'baju hijau'
bunga mera 'bunga merah'
(4)
atribut yang menyatakan peringai
Contoh:
ata jogha 'orang jahat'
lako bani 'anjing galak'
(5)
atribut yang menyatakan intinya
sa'o ria 'rumah besar'
uma ria 'ladang luas'
(6)
atribut yang menyatakan keadaan tentang dirinya
Contoh:
ata ro 'orang sakit'
tana tu'u 'tanah kering'
c) FN + yang + Sf
Stuktur frase ini menyatakan sifat hubungan endosentrik atributif. Inti frase ini berupa frase nominal yang berstruktur N + N dengan sifat hubungan endosentrik atributif; atributnya menyatakan pemiliknya.
Berdasarkan makna strukturalnya, frase ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
(1)
atributnya menyatakan kualitas intinya;
Contoh:
lima gheo raki 'tangannya yang kotor'
lawo ghe o keku 'sarungnya yang halus'
(2)
atributnya menyatakan rasa tentang intinya;
Contoh:
te ghe o mi 'tehnya yang manis'
oba ghe o ba'i 'obatnya yang pahit'
uta ghe o ro 'sayurnya yang pedas'
(3)
atributnya menyatakan warna intinya;
Contoh:
moki ghe o mera 'bibirnya yang merah'
ku'i ghe o kune 'kulitnya yang kuning'
(4)
atributnya menyatakan peringai intinya;
Contoh:
fai ghe saga boko 'istrinya yang pendek'
kaki miu o bani 'suamimu yang bengis'
(5)
atributnya menyatakan ukuran intinya;
Contoh:
uma ghe o ria 'kebunnya yang luas'
lambu ghe o mare 'bajunya yangsempit'
(6)
atributnya menyatakan keadaan intinya;
Contoh:
angi ghe o petu 'anginnya yang kencang'
angi ghe o keta bheni 'anginnya yang sejuk'
d) N + yang + Kj
Struktur frase ini terjalin dalam hubungan endosentrik atributif dengan makna struktural 'inti sebagai sebagai pelaku tindakan yang dinyatakan pada atribut'.
Contoh:
ata o luku 'orang yang membajak'
ata o toja 'orang yang menari'
e) N + Bil
Struktur frase ini terjalin dalam hubungan endosentrik atributif, N (kata nominal) sebagai inti dan Bil (kata bilangan) sebagai atribut. Makna struktural frase ini 'atribut yang menyatakan intinya'.
Contoh:
ana o mulu 'anak pertama'
ata kedua 'orang kedua'
pene keena 'pintu keenam'
Kata bilangan yang menyatakan tingkat dalam bahasa Lio hanya dikenal
mulu sehingga bila terjadi tingkat urutan, selebihnya menggunakan kata-kata serapan dari bahasa Indonesia.
Makna struktural frase nominal dengan atribut kata bilangan ini, selain tersebutkan di atas, yaitu 'atribut menyatakan jumlah'.
Contoh:
ebe sebhondo 'banyak orang'
ata rua 'dua orang'
f) N + BBil + Bil
Atribut struktural frase nominal ini berupa frase bilangan yang berstruktur kata bantu bilangan dan diikuti kata bilangan. Makna struktural frase nominal ini "atribut menyatakan jumlah' .
Contoh:
are lite rua 'dua liter beras'
luka pata rua 'dua lembar sarung'
g) N + Sd
Struktur frase ini terjadi dalam hubungan endosentrik atributif dengan makna struktur 'atribut sebagai penentu terhadap inti'. Dengan kata lain, kata nominal selaku intinya merupakan kata yang telah dibicarakan sebelumnya atau akan dibicarakan berikutnya.
Contoh:
manusia ghea 'manusia itu'
jara ina 'kuda ini'
h) Sd +N
Inti struktur frase ini berupa kata nominal kata ganti nama dengan atribut kata sandang
a 'si' bila intinya berjenis kelamin laki-laki dan
ni 'si' bila intinya perempuan.
Contoh:
a Beby 'si Beny'
ni Tety 'si Tety'
i) N + FD
Atribut frase nominal ini berupa frase depan dengan makna struktural sebagai berikut:
(1)
atributnya menunjukkan tempat asal inti;
Contoh:
kaba mai ghea nuwa 'kabar dari kampung'
(2)
atributnya menunjukkan tempat keberadaan inti;
Contoh:
gamba leka kebi 'gambar di dinding'
(3)
atributnya menunjukkan tempat yang dituju;
Contoh:
tabe pati ine 'salam untuk ibu'
j) N + Ket
Struktur frase nominal ini terjalin dalam hubungan endosentrik atributif dengan atribut kata keterangan waktu sehingga bermakna struktur 'atribut sebagai penunjuk waktu yang berkenaan dengan intinya'.
Contoh:
sura kaba mare mai 'surat kabar kemarin sore'
k) Phb + Kj
Struktur frase nominal Phb + Kj ini terjalin dalam hubungan eksosentrik direktif dengan direktor kata penghubung o 'yang' dan aksinya berupa kata kerja. Frase ini digolongkan frase nominal karena dapat digantikan oleh kata nominal dalam pemakaiannya pada suatu kalimat.
Contoh:
o gena nggepi 'yang terjepit'
l) Phb + Sf
Frase ini tidak berunsurkan kata nominal, tetapi karena dapat digantikan oleh kata nominal atau mempunyai distribusi yang sama dengan kata nominal dalam pemakaiannya pada suatu kalimat, maka disebut frase nominal. Hubungan antar unsurnya bersifat eksosentrik direktif. Makna strukturalnya 'yang mempunyai sifat/keadaan seperti tersebutkan pada akhirnya'.
Contoh:
o ura mo'o 'yang malas'
o ro 'yang sakit'
o bugu 'yang rajin'
m) Phb + N (Kata Ganti Tunjuk)
Dalam frase ini terdapat N sebagai unsurnya, tetapi tidak dapat menggantikan keseluruhan frase tersebut. Namun frase ini tetap digolongkan frase nominal karena mempunyai distribusi yang sama dengan kata nominal.
Frase yang dimaksud adalah:
o ina 'yang ini'
o ghea 'yang itu'
n) Phb + N (Kata Ganti Tempat)
Struktur frase nominal ini terjalin dalam hubungan eksosentrik direktif dengan direktor kata penghubung penjelas
o 'yang' dan aksis kata ganti tempat kata ganti tempat
gha 'sini' atau
ghea 'situ'.
Frase yang dimaksud:
o gha 'yang sini'
o ghea 'yang situ'
o) Phb + FD
Dengan memperhatikan unsur-unsur langsungnya, frase nominal ini terjalin dalam hubungan eksosentrik direktif.
Contoh:
o mbana Surabaya 'yang pergi ke Surabaya'
p) Phb + Kt
Kata penghubung
o 'yang' (selaku aksis) berkonstruksi dengan kata keterangan (sebagai aksisnya) dalam hubungan eksesentrik direktif menghasilkan frase nominal.
Contoh:
o mere mai 'yang kemarin'
o nebu ina 'yang sekarang'
q) Phb + Bil
Frase nominal dapat pula dihasilkan oleh kata penghubung penjelas
o (sebagai direktor)
berkonstruksi dengan kata bilangan (sebagai aksis) dalam jalinan eksosentrik direktif.
Contoh:
o esa lima 'yang lima'
o sembulu eko rua 'yang dua belas ekor'